Senin, 02 Februari 2015

Daun di Jalan Setapak

Sehelai daun dari pohon di puncak bukit
mengakhiri perjalanannya di celah lembah,
ia lebih tabah dari apapun. Ia seolah siap
jika hari ini adalah tunggul yang tak rekah,
sedangkan dirimu masih berayun-ayun
menimang kapan akan jatuh seluruh.

Aku hanya tak mau menerka, juga bagi
lembut kabut, namamu tak pernah disebut
biar kau jadi rahasia antar aku dan ia saja.

Sampai kita menjelma rintik pertama
sebelum hujan awal tahun, sampai rindu
jadi daun yang terinjak di jalan setapak.

Sementara bukit ini merekam kebisuan kita,
daun yang terinjak itu ingin angin meniupnya.

Adimas 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar