Minggu, 16 November 2014

Sahabat



Sahabatku

Saat-saat terindah adalah bersama sahabat,sahabat hadir disaat aku susah maupun senang, dan hanya sahabatlah yang mengerti keluh kesah tentang kehidupanku,

    Waktu dulu Saya mempunyai sahabat yang selalu menemani saya saat di SMA, banyak hal yang saya lakukan bersama sama,dari bangun tidur smssan bercanda canda sampe mau tidurpun masih seperti itu, kita memiliki kesamaan yang sama dari cara berpakaian maupun cara bicara dari situlah saya merasa nyaman bersama sahabat saya.
    Namun terkadang ya namanya hidup tidak semulus seperti yang dibayangkan,
Kadang kita bertengkar juga walaupun ya karna masalah sepele,nah disitulah saya merasakan bagaimna caranya menghargai sahabat,walau dalam keadaan apapun harus rendah hati dan saling memaafkan.
   Tapi pada suatu hari kita mempunyai masalah yang sangat rumit yaitu disaat sahabat saya hilang di gunung semeru, dia terpencar dari rombongan saat sedang melakukan pendakian, sebelumnya saya tidak mengetahui jika sahabat saya itu hilang di semeru, namun teman teman dapat kabar dari internet jika dia hilang di semeru terpencar dari rombongan. Dan disitu saya dan teman teman panik sampe saya meneteskan airmata karna teragedi tersebut. Dia hilang selama 5 hari lamanya di hutan saat sedang menuju ke puncak. Teman teman dan saya dikelas selalu berdoa di setiap harinya agar sahabat saya ini tidak terjadi apa apa. Hanya doalah yang bisa saya sampaikan ke sahabat saya ini.
    Dan pada hari ke lima sahabat saya di ketemukan oleh tim sar di hutan, saya mendapatkan kabar dari internet,dengan muka pucat bibir pecah pecah, mata merah,rambut acak acakan terlihat dilayar komputer ,Dan pada keesokannya dia langsung dipulangkan kerumahnya.
    Keesokan harinya saya menjenguk sabat saya ini bersama teman teman menuju kediamannya, saya langsung memeluk dengan lega hati karna sahabat saya sudah diketemukan. Kemudian semiinggu kemudian dia hadir lagi di sekolah dan kita bermain bersama lagi.

Minggu, 19 Oktober 2014

Pengorbanan orang tua dan Harapan sang anak!

Pengorbanan orang tua dan Harapan sang anak!

Ada cerita yang paling menarik menurut saya yang saya tidak dapatkan dari orang tua saya sendiri, teman saya yang selalu menceritakan bagaimana kehidupan dia dan orang tuanya , yaah.. dia dan ortu nya begitu akrab seperti sahabat sendiri , dia selalu menceritakan semua kisahnya yang terjadi selama sehari, kisah asmara, sosial,pendidikan dsb.hampir sama dengan cerita saya sendiri, namun ada satu hal yang saya tidak berani untuk menceritakan kisah saya yaitu kisah asmara, bukan karena takut di marahi jika kedapatan pacaran, tapi pemikiran saya masih belum terbuka akan hal itu, sehingga kalau saya pacaran orang tua saya tidak pernah mengetahui akan hal itu. Hihi..:P Tapi dalam lubuk hati kecil saya , biasa muncul keinginan untuk memberitahukan kepada orang tua saya mengenai kisah asmara saya agar bisa lebih terbuka. Tapi setiap muncul perasaan itu dengan cepat kembali hilang karena perasaan gugup dan malu. Hahah …..>,<”…dan ada satu hal jika saya bercerita masalah “A” kepada orang tua saya pasti beliau tidak terlalu merespon dan hanya selalu mengingatkan dan berkata “selalu ingat sekolah mu nak”. Kalau hal sekolah tersebut selalu nomer 2 dalam kamus pribadi saya setelah keluarga yang pertama. Karena tanpa keluarga saya tidak dapat bersekolah.

Sebenarnya ada kisah yang menarik dari cerita di atas, saya dapat menyimpulkan sendiri bahwa karakter orang tentu berbeda. Karakter orang tua saya dan teman yang saya ceritakan tadi sudah tentu berbeda pula kalau membaca cerita di atas, tapi ada kelebihan di masing-masing sisi karakter tersebut, kalau dari orang tua saya, yang pertama beliau tidak mau melihat anak-anaknya berantakan, maksudnya kami semua harus menyelesaikan sekolah dulu baru memikirkan hal tersebut, agar nantinya tidak tumpang tindih akan hal pendidikan dan asmara, dan saya setuju. Sementara untuk cerita saya di atas memang ada hubungan yang sangat dekat antara orang tua dan anak , namun orang tua tersebut harus lebih extra hati-hati menjaga anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak senonoh seperti di masa sekarang ini .


Review Jurnal Perilaku konsumen

Review Jurnal

Tema/Topik : Sikap Motivasi dan Konsep Diri terhadap Konsumen
Judul : Analisis Motivasi, Persepsi, Pembelajaran dan Sikap Konsumen Pengaruhnya
                          terhadap keputusan pembelian di KFC bahu Mall Manado
Sumber         : http://ejournal.unsrat.ac.id/
Pengarang : Merna M. M. Tompunu

Masalah
Apakah faktor-faktor motivasi, persepsei, pembelajaran, dan sikap konsumen    secara bersama sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian KFC Bahu Mall Manado.


Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian KFC  Bahu Mall Manado

Jenis Penelitian
Jenis atau metode penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel, teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan kuesioner/angket, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Hipotesis 
1. Motivasi, persepsi konsumen, pembelajaran konsumen, serta sikap konsumen berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian 
2. Motivasi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian 
3. Persepsi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian 
4. Pembelajaran secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian 
5. Sikap konsumen secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian 

Metode Penelitian
Indikator dalam penelitian ini:
1. Motivasi Konsumen (X1), yaitu kekuatan penggerak dalam diri konsumen 
2. Persepsi Konsumen (X2), yaitu tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau produk yang menjadi pilihannya 
3. Pembelajaran Konsumen (X3), yaitu proses dimana individu memperoleh pembelian dan pengetahuan konsumsi dan pengalaman yang berlaku untuk perilaku di masa yang akan datang 
4. Sikap Konsumen (X4), yaitu penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau produk yang diminati 
5. Keputusan Pembelian Konsumen (Y), yaitu pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya 

Hasil Penelitian dan Pembahasan 
Hasil Analisis Regresi
Untuk mengetahui pengaruh Motivasi, Persepsi, Pembelajaran dan Sikap Konsumen terhadap keputusan pembelian di KFC bahu Mall Manado, digunakan analisis kuantitatif dengan metode regresi linier berganda, dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Regresi Berganda pengaruh Motivasi, Persepsi, Pembelajaran dan Sikap Konsumen terhadap keputusan pembelian di KFC bahu Mall Manado

Keputusan Pembelian (Y) = 8,470 + 0,031X1 + 0,652X2 + 0,176X3 + 0,014X4 + e 

Berdasarkan Tabel 4, faktor motivasi, faktor persepsi, faktor pembelajaran, dan faktor sikap mempunyai hubungan positif dengan perilaku konsumen

Hubungan positif ini menunjukkan bahwa faktor motivasi, faktor persepsi, faktor pembelajaran, dan faktor sikap berubah searah dengan perubahan perilaku konsumen KFC. Dengan membandingkan antara t-hitung masing-masing variabel bebas ternyata thitung > t tabel, berarti variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel tergantung.

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan perlu dilakukan evaluasi:
a. Uji Multikolinieritas. Dalam penelitian ini terbukti tidak terdapat multikolinieritas , karena koefisien korelasi antara variabel bebas di bawah 10.
b. Uji Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, korelasi dari masing-masing variabel bebas dengan variabel residual masih di bawah 0,1. Tidak terjadi heteroskedastisitas,  jadi menunjukkan tidak ada pola yang terbentuk dengan kata lain grafik menggambarkan plot menyebar.
Pembahasan Hasil Analisis
Analisis Motivasi, Persepsi, Pembelajaran dan Sikap Konsumen Pengaruhnya terhadap keputusan pembelian di KFC bahu Mall Manado

Analisis hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel-variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Ini bisa dilihat dari nilai Fh (8,978) lebih besar dari Ft (=2,477)

Hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tergantung menunjukkan hubungan yang erat (55,9%). Koefisien determinasi berganda sebesar 31.3% menunjukkan bahwa perilaku konsumen dijelaskan oleh motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap sebesar 31.3%. Sedangkan 27.8% ditentukan oleh variabel diluar model.

Kesimpulan
Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ternyata hipotesis pertama diterima, bahwa perilaku konsumen dalam pembelian KFC dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor motivasi, persepsi, pembelajaran,dan sikap. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 8,978 lebih tinggi dari Ftabel = 2,477, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,559 dan koefisien determinasi ganda (R Squared) sebesar 0,313.
2. Hipotesis kedua yaitu motivasi, persepsi konsumen, pembelajaran konsumen, serta sikap konsumen berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian 

 

Kamis, 08 Mei 2014

Pembinaan Kebangsaan Indonesia



Hakikat bangsa
Bangsa pada hakikat nya adalah merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia memebentuk suatu bangsa karena untuk memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk social oleh karena itu deklarasi bangsa Indonesia tida didasarkan pada deklarasi imdividu sebagaimana bangsa liberal.
Teori kebangsaan
1.     Teori Hans Kohn 
Hans Kohn mengemukakan bahwa bangsa yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, Negara dan kewarganegaraan.
2.     Teori kebangsaan Ernest Rehan
Hakikat bangsa atau ‘Nation’ ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari academmie Francaise, prancis pada tahun 1982. Menurut renan pokok pokok pikiran tentang bangsa adalah sebagai berikut :
a.     Bahwa bangsa Indonesia adalah satu jiwa, suatu azas kerokhanian
b.     Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar
c.      Bahwa bangsa adalah suatu hasil sejarah. Oleh karena sejarah berkembang terus maka kemudian menurut Rena bahwa :
d.     Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi
e.    Wilayah dan ras bukan lah suatu penyebab timbulnya bangsa. Wilayah memberikan ruang dimana bangsa hidup, sedangkan manusia membentuk jiwa nya. Dalam aitan inilah maka Renan kemudian tiba pada suatu kesimpulan bahwa bangsa adalah suatu jiwa suatu asas kerokhanian.
Lebih lanjut Ernest Renan menegaskan bahwa factor – factor yang membentuk jiwa adalah sebagai berikut :
·       Kejayaan dan kemuliaan dimasa lampau
·       Suatu keinginan hidup bersama baik dimasa sekarang dan di masa yang akan datang
·       Penderitaan – penderitaan bersama sehingga kesemuanya itu merupakan :
·       ‘Le capital social “ (suatu modal social ) bagi pembentukan dan pembinaan paham kebangsan. Kan tetapi yang terlebih penting lagi adalah bukan apa berakar dimasa silam melainkan apa yang harus dikembangkan dimasa yang akan dating. Hal ini memerlukan suatu :
·       Persetujuan bersama pada waktu sekarang, yaitu suatu musyawarah untuk mencapai suatu kesepakatan bersama disaat sekarang yang mengandung hasrat,
·       Keinginan untuk hidup bersama, dengan kesediaan untuk :
·       Berani memberikan suatu pengorbanan. Oleh Karena itu bilamana suatu bangsa ingin hidup terus kesediaan nya untuk berkorban ini harus terus dikembangkan. Dalam pengertian inilah maka Renan sebagai :
·       Pemungutan suara setiap hari, yang menjadi syatar mutak bagi hidup nya suatu bangsa serta pembinaan bangsa ( Ismanun, 1981 : 38,39)

3.     Teori Geopolitik oleh frederich Ratzel
Suatu teori kebangsaan yang baru mengungkap kan hubungan antara wilayah geografi dengan bangsa yang dikembangkan oleh Frederich Ratzel dalam bukunya yang berjudul “political Geographi ( 1987). Teori tersebut menyatakan gahwa Negara adalah merupakan suatu orgaisme yang hidup. Agar supaya suatu bangsa itu hidup subur dan kuat maka memerlukan suatu ruangan untuk hidup, dalam bahasa jerman disebut ‘Lebenstraum’.
Paham Negara Kebangsaan .
Bangsa Indonesia sebagai bagian umat manusia didunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Masa Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memilki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai Negara .
Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuk nya suatu bangsa dalam panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki kemerdekaan dan kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.
Pertama : yaitu zaman sriwijaya
Kedua : yait zaman majapahit
Ketiga : pada giliran masyarakata Indonesia membentuk suatu Nationale staat, atau suatu etat nationale, yaitu suatu Negara kebangsaan Indonesian modern menurut susunan kekeluargaan berdasar atas kebangsaan atas ketuhanana yang maha Esa serta kemanusiaan  Negara kebangsaaan pancasila.
Unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, berbagai macam adat – istiadat kebudayaan dan gama, serta berdiam dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu – ribu pulau. 
Adapun unsure yang membentuk nasionalisme ( bangsa ) Indonesia adalah sebagai berikut :
1)     Kesatuan sejarah
2)     Kesatuan nasip
3)     Kesatuan kebudayaan
4)     Kesatuan wilayah
5)     Kesatuan asas kerokhanian
Memahami dan mengerti sejarah sangat penting bagi suatu bangsa, agar bangsa tersebut dapat mengambil hikmah ( pelajaran ) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan peristiwa politik pada masa lalu dan peristiwa politik pada masa kini akan menjadi sejarah pada mendatang. Para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar pada masa kini dan esok. Dengan demikian semangat kebangsaaan cinta tanah air dan peradapan yang telah dipupuk melalui proses waktu yang lama akan tetap terpelihara dan semakin maju dari sat gegeragi ke generasi berikutnya . Suatu peradapan( kebudayaan ) tidak lahir dengan sendirinya secara tiba – tiba, tetapi memerlukan waktu dan prses tranformasi (pewarisan ) yang inovatif serta proses pengembangan kearah yang semakin maju. Proses tersebut adalah dijalani melalui pendidikan sejarah bangsa.
Membelajarkan sejarah kepada siswa pada hakikat nya adalah membantu siswa meningkatkan keterampilan berfikir melalui kajian peristiwa masa lampau. Guru hendak nya dapat membantu peserta didik untuk berfikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa, dan kapan , melainkan perlu mempertanyakan mengapa dan bagaimana. Ketika mereka menghadapi sejarah, siswa hendaknya dibelajarkan bagaimana cara mendekati sejarah, seperti seseorang mendekati suatu misteri. Savage dan Arm strong ( 1996) menyatakan bahwa sejarah yang baik adalah pengajaran yang dapat membuat anak menjadi peka ( sensitive) bahwa orang tidak akan mengalamai peristiwa serupa dengan cara yang sama di masa mendatang.


1.     Paham Kebangsaan, Rasa Kebangsaan, dan Semangat Kebangsaan
Paham Kebangsaan. Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap strata pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.

Rasa Kebangsaan. Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema, karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila. Di samping itu, adanya tuntutan sekelompok masyarakat dengan isu putra daerah terutama dalam Pilkada masih terjadi amuk massa dengan kepentingan sektoral, sehingga akan mengakibatkan pelaksanaan pembangunan nasional terhambat.

Semangat Kebangsaan. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme, karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai dasarnya.

Penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam wawasan kebangsaan yang terasakan saat ini, belum mampu menjaga jati diri, karakter, moral dan kemampuan dalam menghadapi berbagai masalah nasional. Padahal dengan pengalaman krisis multidimensional yang berkepanjangan, agenda pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam bentuk wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia harus diarahkan untuk membentuk serta memperkuat basis budaya agar mampu menjadi tumpuan bagi usaha pembangunan di segala aspek kehidupan maupun di segala bidang.




2.     Pengertian Wawasan Kebangsaan
Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan “Kebangsaan” dan secara etimologis istilah wawasan berarti hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti konsepsi cara pandang (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1998 dalam Suhady 2006: 18).
Wawasan Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu wawasan/konsepsi cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, serta identik pula dengan Wawasan sosial sebagai kemampuan untuk memahami cara-cara penyesuaian diri atau penempatan diri di lingkungan sosial, dalam Suhady (2006: 18-1
Wawasan adalah kemampuan untuk memahami cara memandang sesuatu konsep tertentu yang direfleksikan dalam perilaku tertentu sesuai dengan konsep atau pokok pikiran yang terkandung di dalamnya (Suhadi, 2006).
Kebangsaan berasal dari kata bangsa yang mengandung arti ciri-ciri yang menandai golongan bangsa tertentu dan mengandung arti kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989 dalam Suhady 2006).
Kebangsaan adalah tindak tanduk kesadaran dan sikap yang memandang diri sebagai suatu kelompok bangsa yang sama dengan keterikatan sosio-kultural yang disepakati bersama (Parangtopo: 1993 dalam Suhady 2006).
Wawasan kebangsaan adalah suatu wawasan yang mementingkan kesepakatan, kesejahteraan, kelemahan dan keamanan bangsa sebagai titik tolak dalam berfalsafah berencana dan bertindak (Suhady, 2006: 19).
Guna penerapan konsep wawasan kebangsaan perlu dipahami 2 aspek yaitu aspek moral karena konsep wawasan kebangsaan mensyaratkan adanya perjanjian diri/ komitmen pada seseorang/ masyarakat untuk turut bekerja bagi kelanjutan eksistensi bangsa dan bagi peningkatan kualitas hidup bangsa, dan aspek intelektual karena konsep wawasan kebangsaan menghendaki pengetahuan yang memadai guna mentuntaskan tantangan yang dihadapi bangsa saat ini dan masa mendatang serta potensi yang dimiliki bangsa (Suhady, 2006).
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/ cara memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalm lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Wawasan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis Negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional.
Wawasan kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tat berhubungan dengan sesame bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia internasional.
Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa (Suhady, 2006: 12-20).
3.     Pengertian Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara yang biasa disingkat wasantara berasala dari kata wawas (atau dari kata induk mawas)yang mempunyai arti pandang, melihat. Dengan memberikan akhiran -an maka akan mempunyai tambahan arti cara. Wawasan berarti suatu cara pandang/lihat. Kata pandang tidak selamanya dihubungkan dengan panca indera penglihatan tapi dapat diperluas menjadi respon, menyikapi, langkah. Jadi,wawasan adalah suatu cara menyikapi dengan dasar yang tertentu sebagai acuan.

Sedangkan nusantara berasal dari dua kata yaitu nusa dan antara. Nusa merupakan isitilah jawa kuno yang mempunyai arti pulau. Antara mengandung makna ada sesuatu yang diapit. Nusantara berarti pulau yang mengapit. Jika diperluas dapat diartikan sebagai kepulauan yang saling terikat satu sama lain.

Jadi wawasan nusantara secara arti kata adalah cara pandang suatu bangsa berkepulaun dalam menyikapi permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya dengan kondisi beraneka ragam (itu adalah defini versi saya). Sedangkan defini sebagai bangsa Indonesia yang notabene adalah negara kepulauan, Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonsia tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonsia yang merdeka dan berdaulat untuk mencapai tujuan nasional.

Definisi resminya menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

4.     Peran yang dapat dilakukan Mahasiswa dalam menanggulangi kondisi Negara yang diperlukan saat ini
Mahasiswa merupakan salah satu aset Negara dan penerus yang nantinya akan menggantikan kedudukan para pejabat menteri dan presiden dalam mengurus dan mengembangkan Negara ini lebih maju lagi. Upaya merajut wawasan berkebangsaan, tentunya mahasiswa akan mengetahui ada satu potensi besar dalam keragaman kaum muda, keragaman bangsa, dan mengenal suku-suku lain apabila mengimplementasikannya dengan mengadakan satu kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan tersebut. Beberapa contoh kasus dalam meningkatkan wawasan kebangsaan:
1)     Sederhananya, melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu komunitas generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan berprestasi secara akademik maupun secara kemasyarakatan.
2)     Pelaksanaan karya bakti untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya membutuhkan bantuan. Dengan begitu, hal ini secara tidak langsung akan mempererat persatuan antara masyarakat dengan mahasiswa.
3)     Pelaksanaan makrab (malam keakraban) yang mampu menjalin rasa persatuan yang kuat satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menumbuhkan solidaritas yang erat antar mahasiswa maupun dengan para dosennya. ”Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya”(Hasan Al Banna).

Sejarah mencatat sejak lahirnya bangsa ini pada tanggal 17 agustus 1945 sampai sekarang Indonesia telah banyak mengalami sebuah perjalanan panjang dan sebuah keniscayaan dalam setiap perjalanan pasti terjadi perubahan.Dalam konteks keIndonesiaan kita pun mengalami perubahan yang cukup berarti baik ditingkat lokal maupun global.Namun di sisi lain jelas negeri ini tidak dapat melupakan efek negatif dari perubahan tersebut. Sebut saja seperti terjadinya konflik-konflik yang terjadi baik konflik yang bersifat SARA maupun konflik yang dilator belakangi oleh kepentingan politik, maupun ekonomi.

Konflik yang terjadi di negeri kita ini bagaikan sebuah pembukaan dalam sejarah kelam bangsa Indonesia.Masalah bangsa datang silih berganti belum selesai duka negeri Aceh kita kemudian di kejutkan oleh tragedi sunami di jawa belum selesai rehabilitasi secara fisik dan mental muncul masalah lumpur Sidoarjo.pada bidang kesehatan masih berbekas dalam ingatan kita permasalahan kekurangan gizi di beberapa daerah menambah daftar masalah yang harus diselesaikan itu hanya sekelumit masalah yang harus dipecahkan bangsa ini. Akan tetapi ini adalah hal yang harus kita hadapi bersama tanggung jawab ini bukan hanya milik pemerintah tapi ini merupakan sebuah pertanggunjawaban secara kolektif kita yang mengatasnamakan bangsa Indonesia.kita berfikir dan bergerak sekarang atau kita diam sama sekali…

Dari ratusan juta rakyat, sebenarnya Indonesia menyimpan SDM yang potensial yang dibutuhkan untuk dijadikan modal untuk berjuang. Pertanyaan selanjutnya adalah siapa dari SDM yang mempunyai energi besar, mumpuni dan mempunyai daya gedor luar biasa dan telah terbukti dalam sejarah akan sepak terjangnya dalam membangun bangsa kita ini? Kalau dilihat dari sederet sejarah panjang bangsa ini rasanya tidak salah apabila kita menyatakan bahwa para pemudalah yang mempunyai andil besar dalam rangka membangun bangsa ini menuju bangsa yang lebih maju.

Tengok saja sejarah yang dimulai digerakkan Budi utomo tahun 1908 yang merupakan organisasi kebangsaaan pertama, walaupun sebenarnya didalamnya hanya terdiri dari golongan masyarakat tertentu tapi perjuangannya dalam menyerukan kemerdekan sudah merupakan usaha untuk mendorong ke arah kemajuan bangsa ini. Peristiwa Rengas dengklok merupakan peran pemuda yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia yang melandasi lahirnya teks Proklamasi. Tragedi 1965 yang berhasil melengserkan orde lama juga tak lepas dari kekuatan dan peran pemuda pada waktu itu dengan ditandainya banyak demonstrasi yang menuntut segera dilakukan perbaikan–perbaikan negeri. Lahirnya peristiwa 1998 yang pada waktu itu dipelopori oleh mahasiswa sebagai elemen dari pemuda yang akhirnya sekali lagi membuktikan kekuatannya yaitu berhasil melengserkan pemerintahan orde baru. Para pemuda dan mahasiswa menuntut adanya reformasi di berbagai bidang guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan segera keluar dari krisis ekonomi yang menghantam negeri ini.

Pemuda adalah tulang punggung negara, karenanya masa depan suatu negara sangat tergantung dari peran pemuda itu sendiri. Ditangan pemuda jualah mau kemana negara ini akan dibawa. Mau di beri warna apa bangsa ini, pemudalah yang mempunyai prioritas utama untuk memikul tanggung jawabnya.Tidak dapat dipungkiri, peran pemuda sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa karena merekalah tumpuan harapan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.

Dalam sebuah tulisan seorang aktivis kepemudaan mengatakan bahwa generasi muda tidak bisa tidak bisa dilepaskan dari pembangunan negara kita ini karena memiliki empat hal yang ada pada dirinya yaitu semangat mudanya,sifat kritisnya dan kematangan logikanya serta kearifan untuk melihat problem yang sesuai dengan tempatnya.

Maka tak salah kemudian dalam setiap momen bersejerah bangsa ini kita akan menjumpai para pemuda yang melakukan sebuah ”revolusi” peradaban mengatasnamakan Nasionalisme.Dalam sejarah bangsa kita yang mulia ini para pemuda menorehkan tinta emas sebagai garda terdepan perubahan.

5.     Pada akhir – akhir ini tindakan mahasiswa dilingkungan kampus-kampus (demo anarkis, perkelahian, judi, narkoba, dsb) tertentu cukup memprihatinkan, yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Tindakan apa yang perlu untukmengatasi hal hal yang tidak semestinya.
Apabila dicermati adanya beberapa fenomena peristiwa pada kehidupan masyarakat yang terjadi di berbagai daerah pada akhir-akhir ini, baik berupa perkelahian massal antar kelompok kepentingan akibat pemekaran wilayah, berebut lahan kehidupan, selisih paham antar pemuda /pelajar termasuk mahasiswa dan lainnya, merupakan bukti konkrit adanya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dalam bentuk wawasan kebangsaan sudah menurun. Melihat perkembangan Wawasan Kebangsaan yang dimiliki komponen bangsa saat ini, apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan berimplikasi terhadap hal-hal sebagai berikut ini.
a)       Tidak terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila terutama paham kebangsaan.
b)       Tidak terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila terutama rasa kebangsaan.
c)       Tidak terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila terutama semangat kebangsaan. Adanya indikasi menurunnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila, terutama paham, rasa dan semangat kebangsaan tersebut, akan sangat mempengaruhi di dalam menjaga keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masih adanya sebagian masyarakat yang belum menghayati, memahami dan mengamalkan secara utuh terhadap nilai-nilai Pancasila terutama tentang wawasan kebangsaan yang terdapat rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: 
1. http://alifaniamaliyah.blogspot.com/2013/06/pembinaan-kebangsaan-indonesia.html
2. http://wmahendra.blogspot.com/2011/04/pembinaan-kebangsaan-indonesia.html